Sabtu, 26 September 2015

[Review] Walking After You by Windry Ramadhina


Kau tak perlu melupakan masa lalu.
Kau hanya perlu menerimanya.




Judul : Walking After You
Penulis : Windry Ramadhina
Editor : Gita Romadhona & Ayuning
Penyelaras Aksara : Mita M. Supardi & Widyawati Oktavia
Penata Letak : Ria Kenes & Gita Ramayudha
Desainer Sampul : Dwi Anisa Anindhika 
Penerbit : Gagasmedia
Tahun Terbit : 2014
Tebal Halaman : Viii+320 hlm ; 13X19 cm
ISBN : 979-780-772-X
Harga : Rp 50.000




Blurb!



Masa lalu akan tetap ada. 
Kau tak perlu terlalu lama terjebak didalamnya.

Pada kisah ini, kau akan bertemu An. 
Perempuan dengan tawa renyah itu sudah lama tak bisa keluar dari masa lalu. Ia menyimpan rindu, yang membuatnya semakin kehilangan tawa setiap waktu. Membuatnya menyalahkan doa-doa yang terbang ke langit. 
Doa-doa yang lupa kembali padanya.

An tahu, seharusnya ia tinggalkan kisah sedih itu sejak berhari-hari lalu. Namun, ia masih saja ditempat yang sama. Bersama impian yang ternyata tak mampu ia jalani sendiri, tetapi tak bisa pula ia lepaskan. 

Pernahkah kau merasa seperti itu?
Tak bisa menyalahkan siapa-siapa, kecuali hatimu yang tak lagi bahagia. Pernahkah kau merasa seperti itu?
Saat cinta menyapa, kau memilih berpaling karena terlalu takut bertemu luka?

Mungkin, kisah An seperti kisahmu.
Diam-diam, doa yang sama masih kau tunggu.


***



Sesungguhnya, masa lalu tidak bisa dihapus, sebesar apapun keinginanku melepaskan itu (Hlm 293)



An jatuh cinta pada masakan Italia, sedangkan Arlet menyukai kue Prancis. Bertahun-tahun keduanya belajar memasak dibidangnya masing-masing. Sampai akhirnya An dan Arlet bekerja di satu tempat yang sama. 
Namun, waktu telah membawa An ke Afternoon Tea. Lebih tepatnya setelah kejadian itu. Kejadian yang membuat An merasa bersalah. Demi mewujudkan mimpi Arlet, An menjadi asisten koki disana. Lewat Galuh, sepupunya-pemilik Afternoon Tea setidaknya An masih memiliki harapan. Didapur, An selalu sukses membuat Julian naik darah. Julian adalah koki kebanggaan Galuh di Afternoon Tea. 



"Koki yang berbakat, kata Galuh? Berbakat mengacau maksudnya? (Hlm 16)



"Kau bertolak belakang dengan kue-kue buatanmu, ya. Kau tidak manis sama sekali (Hlm 57)



Suatu ketika, An mendapati salah seorang pelanggan di Afternoon Tea. Ayu, namanya. Mereka menganggap bahwa Ayu Si Pembawa Hujan. An tidak bermaksud mencampuri urusannya. Satu hal yang dia tau, An dan Ayu sama-sama terjebak oleh masa lalu. 



"Pelangi yang muncul setelah hujan adalah janji alam bahwa masa buruk telah berlalu dan masa depan akan baik-baik saja" (Hlm 256)



"Hujan pasti berhenti. Setelahnya, kau akan melihat pelangi" (Hlm 281)



Bukan hanya itu, Jinendra muncul tiba-tiba setelah An yakin ingin mewujudkan mimpi Arlet. Baginya, bersama Jinendra membuatnya semakin merasa bersalah. Julian dan Jinendra, keduanya mengingatkan An dengan Arlet. 



"Jinendra dan Julian sama-sama mengingatkanku kepada Arlet. Bedanya, aku selalu merasa bersalah setiap berada di dekat Jinendra sementara Julian membawaku ke masa lalu saat semua masih baik-baik saja" (Hlm 262)



Bagaimana kelanjutan kisah An? Akankah An mampu melepas semua masa lalunya? Bagaimana dengan mimpinya, dan juga mimpi Arlet? Lalu, siapa yang An pilih untuk menjadi tambatan hatinya?


***


Akhirnya setelah sekian lama bisa ngereview novel ini juga, setelah dipinjam sana dipinjam sini :D
Biar engga bertele-tele, langsung aja deh. Dimulai dari covernya, perpaduan antara gambar dan warnanya terkesan kalem. Engga kebanyakan gambar sana sini. Kemudian alur yang digunakan penulis untuk novel ini adalah maju mundur cantik *eh salah. Alur maju alur mundur maksudnya :D

Diawal cerita, penulis menyuguhkan kisah An dan Arlet diwaktu kecil. Kemudian di akhir cerita, penulis mengakhirinya dengan masa depan yang dipilih An. Di novel ini, penulis mampu mendeskripsikan secara detail dan jelas, namun ringan/tidak bertele-tele, khususnya Afternoon Tea. Apakah toko kue di Afternoon Tea disini benar-benar nyata Ka Windry? :) *pengen mampir ceritanya hihi

Jujur, novel karya Windry Ramadhina yang pertama kali aku baca adalah Walking After You ini. Aku belum pernah membaca karya beliau yang sebelumnya, seperti London, Interlude, dan Montase jadi aku tidak bisa membandingkan tulisan beliau. Khusus di Walking After You ini, aku suka gaya bahasa yang penulis sajikan. Pas. Bukan itu saja, quote-quotenya sukses ngebuat saya baper!!

Untuk penokohannya, penulis menggunakan sudut pandang orang pertama melalui tokoh An. Yang menjadi tokoh favorit saya di novel ini adalah Julian. Julian yang cuek, suka marah-marah, selalu serius, engga bisa diajak becanda haha kelakuannya sering buat aku ketawa *ini serius loh. Lelaki tipe aku banget ini, cuek. Ya walaupun begitu, diam-diam Julian ada sisi romantisnya juga loh :D

Oh iya disini, penulis tidak hanya bercerita tentang An dan Arlet ataupun Julian dan Jinendra tapi cerita tentang Ayu dan Gilang ikut masuk didalamnya. Kesannya tidak terpaksa melainkan terlihat mulus dan engga kaku. Nice Ka :)
Di novel ini juga mengajarkan tentang persaudaraan, percintaan, persahabatan, dan keluarga. Yang menjadi tambahan nilai lainnya adalah penulis memberi info kepada pembaca mengenai cara-cara membuat kue dan makanan Italia. Komplit banget kan.

Saatnya memberi rating. Untuk novel ini aku berani memberi 4 dari 5 bintang.
Satu lagi, aku merekomendasikan novel ini bagi kalian yang terjebak di masa lalu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar