Kamis, 21 Mei 2015

Misteri yang Terkuak

Sesuai dengan rencana sebelumnya Aku, Dito, Keny, dan Rio menuju ke TKP. Kami berempat berniat ingin memecahkan misteri dibalik Villa teratai. Villa megah yang memiliki tiga lantai. Sempat diantara kami terjadi cekcok dan tidak setuju. Keny, ya ia adalah tipikal orang yang penakut. Namun, setelah Dito membujuk dirinya, akhirnya ia mau juga. Kami sangat penasaran dengan Villa Teratai tersebut. Bagaimana mungkin Villa megah ini bisa tidak berpenghuni seperti ini. Banyak orang sekitar berpendapat ketika disiang hari mereka mendengar suara tangisan anak kecil. Sedangkan dimalam harinya mereka melihat langsung sosok anak kecil tersebut yang berbalut pakaian putih. Untuk itu malam inilah, malam yang tepat untuk menguak misteri yang beredar belakangan ini.
" Gelap sekali tempat ini, berdebu pula " kata Rio sambil mengeluarkan beberapa senter dalam ranselnya
" Chintya, kita pulang aja yuk " ajak Keny takut
" Kau ini, sepertinya rasa takutmu sudah overdosis. Kita sudah berada disini tak mungkin kita mundur " ucapku pada Keny si penakut
Malam semakin larut. Udara dingin mulai menusuk badan kami. Sampai saat ini juga kami belum menemukan adanya tanda-tanda sosok misterius itu.
" Sudah sejauh ini nampaknya tidak ada tanda-tanda yang seperti orang-orang katakan " ucap Dito
" Apa mereka berbohong? Rasanya tidak mungkin. Lagipula untuk apa mereka berbohong dengan hal-hal mistis seperti ini " ucapku greget
" Lihatlah, apa yang ku temukan " suara Rio mengalihkan pandangan kami dari seluruh ruangan. Kami pun menghampiri Rio. Lukisan yang dilumuri bercak darah merah.
" Menyeramkan sekali lukisan itu " kata Keny yang tak lepas dari pegangan Dito
" Apa mungkin, sosok anak kecil yang berada dilukisan itu adalah sosok yang tengah dibicarakan oleh masyarakat? " kataku mengada-ada
Rasa penasaran kami semakin menjadi-jadi dengan ditemukannya lukisan itu. Seketika bau busuk menyelimuti seluruh ruangan lantai dasar. Bau busuk tersebut telah menusuk indera penciuman kami.
" Dit, aku sudah tidak kuat lagi, sebaiknya kita pulang saja " rengek Keny
" Bersabarlah, aku yakin sebentar lagi kejadian ini akan berakhir " ucap Dito yang berusaha menenangkan Keny
" sepertinya dilantai dasar ini tidak ada apa-apa. Bagaimana kalo kita cek keatas ? " ajak Rio.
Rio adalah sosok yang pemberani diantara kami berempat. Belum sempat melangkah, tiba-tiba saja bayangan hitam lewat dibelakang kami dengan cepat kilat.
" Apa itu ? Seperti bayangan " kata Rio santai
Kami melanjutkan langkah kami lagi. Sesegera mungkin kami ingin menguak misteri ini dan segera pergi dari tempat ini. Lama-lama tempat ini membuat kami terasa tak nyaman. Bau busuk yang semakin menyengat, berdebu, pengap, dan menyeramkan.
" Aaaaaa " teriakan Keny membuat langkah kita terhenti lagi
" Tolong bantu aku, aku tak dapat menggerakkan kakiku " ucap Keny lagi. Kaki Keny seperti ada yang memeganginya erat. Setidaknya tarikan kita bertiga lebih kuat darinya.
Rupanya ada sosok yang tengah menyambut kami dari atas sana. Sosok berambut panjang dan berpakaian putih yang tidak lain adalah sosok anak kecil.
Sepertinya ia ingin memperlihatkan kita sesuatu. Ia berjalan ke salah satu ruangan dilantai atas. Ruangan tersebut berbeda sekali dengan ruangan-ruangan yang lainnya. Sangat sempit dan pengap. Ia mengajak kami masuk kedalam dan menunjukkan sebuah peti. Entah apa yang ada didalamnya. Kami membukanya perlahan. Kami tak menyangka dengan apa yang kami lihat. Mayat seorang gadis kecil tergeletak didalam peti itu. Biadab sekali yang tega melakukan hal ini semua. Kami mengerti sekarang, anak kecil itu ingin jasadnya dikuburkan di tempat yang layak. Kami pun berusaha menelpon aparat kepolisian untuk menindaklanjuti kasus ini.

#Nulishoror