Kamis, 26 November 2015

[Review] My Wedding Dress by Dy Lunaly



Judul : My Wedding Dress
Penulis : Dy Lunaly
Penerbit : Bentang Pustaka
Penyunting : Starin Sani
Perancang sampul : Titin Apri Liastuti
Ilustrasi isi : Dy Lunaly
Pemeriksa aksara : Fitriana STP & Septi Ws
Penata aksara : refresh.atelir
Terbit : Cetakan Pertama, Oktober 2015
Tebal buku : vi + 270 hlm ; 20,5 cm
ISBN : 978-602-291-106-7



***


Apa yang lebih mengerikan selain ditinggalkan calon suamimu tepat ketika sudah akan naik altar? Abby pernah merasakannya. Dia paham betul sakitnya.

Abby memutuskan untuk berputar haluan hidup setelah itu. Berhenti bekerja, menutup diri, mengabaikan dunia yang seolah menertawakannya. Ia berusaha menyembuhkan luka. Namun, setahun yang terasa berabad-abad ternyata belum cukup untuk mengobatinya. Sakit itu masih ada, bahkan menguat lebih memilukan.

Lalu, Abby sampai pada keputusan gila. Travelling mengenakan gaun pengantin! Meski tanpa mempelai pria, ia berusaha menikmati tiap detik perjalanannya. Berharap gaun putih itu bisa menyerap semua kesedihannya yang belum tuntas. Mengembalikan hatinya, agar siap untuk menerima cinta yang baru.


***


"One bad day is just that; Jangan sampai satu hari buruk merusak kebahagiaan yang sedang mengantre untuk menghampiri hidup kita" (hlm 18)


Apa yang diimpikan dari seorang wanita? Pernikahan. Bukti apa yang diinginkan wanita terhadap pasangannya? Pernikahan. Hal apa yang paling membahagiakan wanita untuk sekali seumur hidup? Pernikahan. Begitupula dengan orangtua, apa yang diinginkan mereka terhadap sang anak? Pernikahan.

Sama halnya dengan Abigail Kenan Larasati, 'Abby' menginginkan hari pernikahannya berjalan dengan baik dan mulus. Selangkah lagi, impiannya akan terwujud. Impian membangun rumah tangga bersama seseorang yang dicintai, mempunyai keluarga kecil yang harmonis, dan mempunyai anak-anak yang lucu.
Tapi itu semua hanya mimpi dimalam hari. Kejadian itu seolah membuat orang lain takkan percaya, bahkan Abby sendiri. Kejadian yang begitu menyanyat hatinya dan harus menanggung malu.


"Jangan pernah pergi melangkah, atau perjalanan akan berakhir bahkan sebelum kita belajar menikmatinya. Seburuk apapun hari ini, kehidupan akan selalu menjanjikan masa depan yang lebih baik jika kita terus melangkah" (hlm 62)


Pasca kejadian setahun lalu, telah menyimpan banyak pertanyaan untuk Abby. Waktu setahun dirasa masih belum cukup baginya untuk move on. Abby pun menimang-nimang dan akhirnya memutuskan untuk travelling. Keputusan gila memang, karena Abby belum pernah travelling sendirian. Bahkan, travelling dengan mengenakan gaun pengantin. Nekat. Lebih tepatnya memaksa diri melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah dilakukannya.

Penang adalah tempat sasarannya. Kata Gabriella Karen Saraswati, 'Gigi' kuliner disana enak-enak. Bukan itu alasannya, melainkan dia ingin gaun pengantin yang dipakainya untuk travelling bisa menyerap semua kesedihannya menjadi hitam.


"Aku pernah baca, cinta itu sama kayak energi. Sekali hadir, dia nggak akan pernah bisa menghilang, hanya bisa berubah bentuk" (hlm 110)

“Buatku pasangan itu bukan sekadar tempat untuk pulang, tapi teman perjalanan. Seseorang yang nemenin aku ngalamin semua hal, susah atau senang, bahagia atau sedih, apa pun itu. Seseorang yang ketawa bareng aku tiap ingat kebersamaan kami. Makanya aku nggak perlu rumah dalam bentuk bangunan, By. Cukup seseorang yang aku cintai. Seseorang yang nggak peduli aku ada di mana dan apa yang aku alami. Asal bareng dia, aku tetap merasa senyaman di rumah.” (hlm 174)


Pertemuannya dengan si Quirky Traveler seperti memberi kekuatan baru untuk Abby. Pasalnya dia tidak lagi merasa sendirian. Awalnya Abby sempat takut bertemu dengan orang asing. Tapi, dia salah kaprah, si Quirky Traveler adalah sosok lelaki yang baik. Selama di penang, lelaki itu terus mengajaknya menjelajahi penang. Tidak ada alasan tersendiri bagi Abby untuk menolak ajakannya.

And well, bagaimana kisah Abby dan Quirky Traveler selanjutnya? Dapatkah Abby menemukan jawaban-jawaban atas pertanyaan perihal kejadian masa lalunya? Dapatkah Abby bangkit dari dari kesedihannya?


“Berapa banyak orang yang merasa hidupnya kurang dan nggak bahagia, padahal dia punya segalanya? Bahagia itu bukan tentang apa yang kamu punya, apa yang udah kamu lakuin. Buatku bahagia itu tentang mensyukuri hidup dan menikmatinya sebaik mungkin. Dan, itu sama sekali nggak sederhana.” (hlm 131)

"Because happiness is like a kiss, you must share it to enjoy it" (hlm 133)


"Travelling bukan tentang berapa banyak tempat yang kita lihat, melainkan sebanyak apa kita menikmatinya" (hlm 147)


***


My Wedding Dress adalah novel dewasa yang pertama ditulis oleh Ka Dy Lunaly. Sebelumnya Ka Dy adalah penulis novel remaja. Dan jujur saja, ini kali pertama aku mencicipi karyanya. Bukan hanya itu, aku juga suka membaca tulisan Ka Dy diblognya *ngomong-ngomong kapan diterusin lagi :D 
Aku pun baru mengenal Ka Dy ditahun ini loh *aku ini kemana aja. Saat itu di akun twitter Ka Atria sedang ada #LiveInterview bersama penulis yang kebetulan diisi oleh Ka Dy. Tentu saja aku kepo dengan pembahasan mengenai novel Pssst..! Unik bukan judulnya?

Siapa diantara kalian yang tidak kenal Wira, Adhia, Jiyad, Kalyan, dan Noura ? Bagi kalian yang sudah membaca novel Pssst...! Karya Ka Dy Lunaly, di My Wedding Dress ini, kita diajak bernostalgia dengan tokoh-tokoh di novel Pssst...! Tentunya dengan versi dewasa *yeay

Di novel ini, penulis menggunakan POV 1 dari sisi Abby. Abby yang semula sosok yang periang berubah menjadi sosok yang rapuh. Waktu dan keadaan yang memaksanya untuk tetap kuat padahal diluar itu tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan. Ya, wanita memang seperti itu kan? Sulit moveon.

Penuturan setting yang jelas dan tidak berbelit-belit, terkesan sampai ke pembaca, khususnya aku. Seperti kata orang-orang terdekat Ka Dy, "Dy Lunaly adalah penulis yang luar biasa ketika mendeskripsikan setting". Ya ternyata memang benar. Dinovel ini, kita seolah diajak berjalan-jalan dipenang. Bukan hanya penang yang dijadikan setting, Australia juga. 
Ngomong-ngomong diriku jadi pengen ke Penang huaaaa :') mendadak jatuh cinta sama daerahnya.

Mengenai ide ceritanya, sungguh unik lain daripada yang lain. Awalnya aku sempat berpikiran tentang gaun pengantinnya Abby. Bagaimana Abby bisa travelling dengan gaun yang tergerai panjang kelantai? Haha ternyata diriku ketipu :D


Wedding Dressnya Abby

Yang menjadi nilai plus di novel ini adalah ilustration disetiap bab yang menggambarkan suatu kejadian didalamnya. Karya penulisnya sendiri loh. Keceh.

Ada satu hal lagi kenyataan yang membuatku menganga di My Wedding Dress ini. Tebakanku meleset abis. Engga nyangka banget, amsyong deh *tepok jidat. Yang kepo, baca deh novel ini.

Dinovel ini pun, bertebaran banyak quotes. Mulai dari yang baper sampai ke bijak/nasihat. Adakah yang merasa familiar dengan quotes ini :
"Hidup ini tentang mengeja ikhlas. Bagaimana kita belajar untuk ikhlas menerima kondisi apa pun dalam hidup kita dan menjalaninya dengan sebaik-baiknya" (hlm 233)


Remember Dhaka a novel by Dy Lunaly


Adapun pesan-pesan yang ku tangkap setelah membaca novel ini, diantaranya :

1. Jangan terlalu larut dalam kesedihan, sebab hidup akan terasa lebih indah jika diwarnai dengan kebahagiaan.
2. Jangan melarikan diri dari masalah. Seburuk apapun masalahnya kita harus bisa menghadapinya.
3. Sulit moveon? Isi harimu dengan kesibukan. Seperti travelling, baca buku, hunting bareng temen, manjain diri kesalon, dan lain sebagainya
4. Tidak semua orang asing itu buruk. Seperti kata pepatah "Tak Kenal Maka Tak Sayang". Kenali dulu orangnya, selami dirinya, baru kita akan tau seberapa baik/buruk orang tersebut.
5. Pikirkan dulu dengan matang sebelum mengambil keputusan. Karena kedepannya kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi nantinya.



Overall, aku suka sekali dengan novel ini. Untuk itu, aku beri 4 dari 5 bintang. Untuk Ka Dy, ditunggu karya terbarunya :)

Dibawah ini beberapa gambar yang ku ambi dari google. Ulah penyakit keponya kumat nih. Ada yang mau ngajak aku kepenang? *ngarep

Penang Hill




Pemandangan Penang Hill


Bus Rapid Penang