Senin, 20 Juli 2015

[Review] Awaiting You by Nadya Prayudhi




Judul : Awaiting You
Penulis : Nadya Prayudhi
Penerbit : Stiletto Book
Editor : Herlina P. Dewi
Proof Reader : Weka Swasti & Tikah Kumala
Desain Cover : Theresia Rosary
Layout isi : Arya Zendi
Tahun terbit : Juni 2015
Edisi : Cetakan Pertama
Jumlah Halaman : 257 halaman
ISBN : 978-602-7572-40-9




Hilang!

Sam, suami Amora, sang Chief Editor Majalah Fashionette, mendadak hilang. Ditengah kekalutan dan kekacauan hidupnya, Amora dihadapkan berbagai macam ujian: anaknya bermasalah disekolah, didekati Lody si berondong dikantornya, mendapat simpati berlebihan dari sahabat sang suami, bertemu kembali dengan cinta lama, dan di teror oleh seorang wanita yang tidak diketahui identitasnya.
Semua itu membuat dirinya semakin frustasi hingga akhirnya Amora memutuskan cuti sementara dari pekerjaannya. Dan mulai mencari Sam.

Seiring berjalannya waktu, ia mulai menemukan foto-foto baru yang diunggah ke laman Facebook Sam-yang membuat Amora semakin bertanya-tanya: Ke manakah Sam? Apa yang terjadi padanya? Jika dia masih hidup, mengapa tidak menghubungi Amora?
Akankah dia pulang? Atau, akankah dia menghilang selamanya?

****

Novel ini menceritakan seorang istri beranak dua, sebutlah Amora. Hidupnya kacau balau tidak karuan ketika mendapati suaminya, Sam menghilang.
Disela-sela pekerjaannya, banyak sekali persoalan yang menimpa Amora. Seringkali Amora dipanggil ke sekolah karena anaknya selalu membuat masalah.
Lody, yang merupakan karyawan baru di Fashionette menaruh hati pada Amora. Melalui perhatiannya, rayuannya, dan kepeduliannya, siapa yang tidak terbuai olehnya. Begitu juga dengan Amora, ia merasakan seperti ada sesuatu. Namun, Amora sadar, ia telah memiliki Sam.
Pertemuannya dengan Juan seolah menemukan cinta lama pada Amora. Cinta yang tak sampai karena suatu perbedaan.

Semakin hari pekerjaan Amora semakin kacau. Ketika ia mengetahui sahabat suaminya telah membohongi dirinya. Dengan alasan ia takut Amora menuduhnya yang telah menghilangkan Sam. Dan teror sms-sms yang Amora dapatkan, membuat semuanya semakin ruwet. Dari itu, Amora memutuskan untuk cuti dari pekerjaaannya.

Akankah Sam kembali? Iya atau tidak? Temukan jawabannya di novel Awaiting You

****

Menurutku, novel ini cukup bagus. Dilihat dari covernya saja sudah menarik dengan warnanya yang soft. Aku sangat suka. Penulis mampu menciptakan tokoh Amora dengan baik. Pilihan katanya pun tidak sulit, cukup dimengerti oleh pembaca.
Dari awal Aku membacanya, Aku sudah dibuat penasaran dan gemas dengan hilangnya tokoh Sam. Emosiku seringkali memuncak ketika disudutkan pada tokoh Amora.

Penulis mampu membuatku merasakan kejadian-kejadian yang terjadi didalamnya. Seolah Akulah tokoh tersebut. Penulis juga mampu meracik alur cerita yang tidak terbelit-belit. Cukup jelas.

Aku hampir tidak menemukan typo hanya ada satu kesalahan kata yaitu No problemo (hal 140) yang seharusnya No problem. Tapi itu tidak menjadi suatu masalah dan juga tidak mengurangi nilai kerennya novel ini.

Overall, aku suka dengan novel ini. Aku beri 4 bintang yeaaayyy ^^
Dan aku merekomendasikan novel Awaiting You ini untuk kalian, baik remaja ataupun sudah menikah :)



TEBAR QUOTES

A happy wife, a happy life. (Hal 20)

Jika hal yang buruk terjadi padanya, aku pasti bisa merasakannya. Tapi ini tidak. Hatiku menyatakan dia masih ada. Hatiku meyakinkan bahwa dia masih hidup dan dia baik-baik saja. Mungkinkah hatiku berbohong?. (Hal 39)

Cinta tak semestinya dibatasi umur, Bu. (Hal113)

Kadang, apa yang sudah tidak bisa kita miliki, adalah yang terbaik bagi kita. Memang susah menerimanya. Tapi, pelan-pelan, Ibu bisa memberi waktu buat hati Ibu. Suatu saat nanti, Ibu pasti bisa ikhlas melepas Bapak. (Hal 198)

Jika dia tidak kembali, bolehkah aku kembali dalam hidupmu?. (Hal 205)

Bahwa cinta yang telah pergi bisa saja tergantikan. Bahwa cinta bisa datang dari mana saja. Dari siapa saja. Kapan saja. Pria ini mengajarkan, kesepian itu takkan pernah lama singgah jika kita percaya pada cinta. (Hal 229)






Jumat, 10 Juli 2015

Bulan Beda Rasa

Hujan bulan Juni, Lebaran bulan Juli. Kalimat itu selalu terngiang-ngiang dipikiranku. Soal bulan yang berbeda rasa.
Bulan Juni, aku tak sempat melihat air turun dari langit pada saat itu. Bahkan mendung pun sama sekali tidak ada. Yang aku tahu hujan turun dipelupuk mata dengan derasnya. Goresan demi goresan luka tersayat dihati ini. Ketika halnya aku mendapati kamu mengabaikanku. Kamu menganggap aku seperti angin lalu.
Rindu, ya aku rindu..
Aku rindu saat kali pertama mendengar suara lembutmu. Aku rindu petuah-petuah yang kamu sampaikan. Aku pun rindu saat kamu menegurku.
Rindu..
Sempat aku meminta pada waktu untuk berjalan mundur, ia berbisik padaku "tidak bisa"
Sama halnya dengan nasi basi yang tak bisa kembali seperti nasi benar.
Ada kalimat seperti ini " Semuanya Akan Indah Pada Waktunya "
Kapan waktu yang indah itu? Akankah aku harus terus menunggu? Sampai kapan?
Justru yang aku ingin adalah membuat setiap waktunya, setiap harinya lebih terasa indah. Jadi kenapa harus menunggu?
Aku yakin nantinya hubungan kita akan membaik.

Bulan Juli, aku seperti melihat pelangi dari atas sana. Bulan ini adalah bulan Ramadhan. Berlomba-lomba dalam kebaikan dan mencari keberkahan dari Allah itulah tujuannya. Dengan harapan tumpukkan dosa dapat dihapuskannya.
Lebaran bulan Juli, semua terlihat baru. Baju baru, tas baru, sepatu baru, dll. Tapi bukan itu yang dimaksudkan. Melainkan hati yang baru seperti bayi yang baru lahir. Masa lalu adalah cerminan untuk masa depan. Agar tidak kembali dan mengulangi kesalahan yang sama dimasa lampau.
Bersyukur..
Aku masih menjumpai Ramadhan tahun ini. Umurku yang tak lagi muda, semoga saja aku masih dipertemukan dengan Ramadhan-Ramadhan berikutnya. Amin