Jumat, 10 Juli 2015

Bulan Beda Rasa

Hujan bulan Juni, Lebaran bulan Juli. Kalimat itu selalu terngiang-ngiang dipikiranku. Soal bulan yang berbeda rasa.
Bulan Juni, aku tak sempat melihat air turun dari langit pada saat itu. Bahkan mendung pun sama sekali tidak ada. Yang aku tahu hujan turun dipelupuk mata dengan derasnya. Goresan demi goresan luka tersayat dihati ini. Ketika halnya aku mendapati kamu mengabaikanku. Kamu menganggap aku seperti angin lalu.
Rindu, ya aku rindu..
Aku rindu saat kali pertama mendengar suara lembutmu. Aku rindu petuah-petuah yang kamu sampaikan. Aku pun rindu saat kamu menegurku.
Rindu..
Sempat aku meminta pada waktu untuk berjalan mundur, ia berbisik padaku "tidak bisa"
Sama halnya dengan nasi basi yang tak bisa kembali seperti nasi benar.
Ada kalimat seperti ini " Semuanya Akan Indah Pada Waktunya "
Kapan waktu yang indah itu? Akankah aku harus terus menunggu? Sampai kapan?
Justru yang aku ingin adalah membuat setiap waktunya, setiap harinya lebih terasa indah. Jadi kenapa harus menunggu?
Aku yakin nantinya hubungan kita akan membaik.

Bulan Juli, aku seperti melihat pelangi dari atas sana. Bulan ini adalah bulan Ramadhan. Berlomba-lomba dalam kebaikan dan mencari keberkahan dari Allah itulah tujuannya. Dengan harapan tumpukkan dosa dapat dihapuskannya.
Lebaran bulan Juli, semua terlihat baru. Baju baru, tas baru, sepatu baru, dll. Tapi bukan itu yang dimaksudkan. Melainkan hati yang baru seperti bayi yang baru lahir. Masa lalu adalah cerminan untuk masa depan. Agar tidak kembali dan mengulangi kesalahan yang sama dimasa lampau.
Bersyukur..
Aku masih menjumpai Ramadhan tahun ini. Umurku yang tak lagi muda, semoga saja aku masih dipertemukan dengan Ramadhan-Ramadhan berikutnya. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar