Senin, 28 September 2015

[Review] Guardian Angel by Embart Nugroho



Judul : Guardian Angel
Penulis : Embart Nugroho
Penertbit : Media Pressindo
Tata Letak : Ubai
Penyunting : Enda
Perancang Sampul : Mahar Mega
Pemeriksa Aksara : Tika
Tebal Halaman : vi + 222 hlm, 13X19 cm
Tahun Terbit : 2011



***


Ternyata dia adalah seseorang yang hadir dalam hidupku 3 tahun lalu...
Pertemuan yang sangat singkat namun melukiskan sesuatu yang sangat indah di kanvas hatiku. Kini ia hadir kembali. Menemaniku dan selalu menjagaku setiap waktu, namun aku terlambat menyadarinya hingga semua harus berakhir menjadi sebuah cerita cinta yang penuh dengan air mata. 
Bisakah aku memutar waktu untuk memperbaiki semuanya?


***


Ade yang merupakan anak tunggal dari pasangan suami istri Sastro Wardoyo dan Maryati, sangat mendambakan kebebasan. Bagaimana tidak? Baginya hidupnya terasa membosankan. Tidak ada shopping, jalan-jalan, kumpul dengan teman, yang ada hanya sekolah itupun harus diantar jemput Mang Paijo.

Suatu ketika, kedua orangtuanya akan pergi ke Sydney, lantaran harus mengurusi pekerjaannya. Disitulah Ade merasa senang karena kebebasan berada didepan matanya. Namun, siapa sangka? Papa Ade mengirimkan seorang pengawal untuknya. Mau tidak mau, suka atau tidak suka, Ade terpaksa menurutinya. 

Perkenalan Ade dan pengawalnya, sangat buruk. Keinginan atas kebebasan, telah musnah. Keseharian mereka berdua tidak akur sama sekali, berantem terus. Daffa, nama pengawal itu.


"Tampangmu sama sekali enggak seperti bodyguard. Bagaimana mungkin aku mempercayaimu sebagai orang suruan papaku? Jangan-jangan kau maling?! Atau perampok?! Atau teroris?!" (Hlm 37)


Hari demi hari Ade menjalani rutinitasnya seperti biasa, hanya saja dia masih kesal dengan Daffa. Sesekali dia pernah kabur dari pengawasan Daffa dan berhasil. Disitu Ade baru merasakan bagaimana arti kebebasan. 

Damar, lelaki yang dicintai Ade kerap seringkali membuat dirinya sakit hati. Terlebih saat Ade menungguinya di cafe malam itu. Berjam-jam Ade menunggu nyatanya dia tak kunjung datang. 

Lagi dan lagi Ade kabur dari pengawalan Daffa. Hingga kejadian itu, Ade mendapati jaket yang serupa dengan jaket yang dia dapatkan tiga tahun yang lalu. Bagaimana mungkin? Atau jangan-jangan, dia?

Ade diminta ke Sydney oleh papanya, setelah Daffa di pecat dari pekerjaannya sebagai pengawal. Papa Ade takut putri tunggalnya itu banyak yang mengincar. Namun, salah besar justru disana terbukti tidak aman. Seseorang menginginkan Ade mati. 

Bagaimana nasib Ade selanjutnya? Siapa yang menginginkan hidupnya mati? Lalu, siapa sebenarnya pemilik jaket itu?


"Terkadang kita harus bercermin pada kehidupan ini, De. Hidup ini tidak selamanya indah. Kamu harus lebih banyak belajar mengerti tentang hidup yang sesungguhnya" (Hlm 146)


***


Novel ini adalah novel kedua yang kupinjam dari temanku-masih orang yang sama. Novel lama juga ternyata. Tahun 2011, saat itu aku masih SMA rupanya. 
Okeh, langsung aja. Ini pertama kalinya aku membaca novel dari penulis laki-laki. Terlihat jelas sangat berbeda dengan penulis perempuan. Tapi aku tidak akan mempermasalahkan hal ini, karena siapa pun penulisnya, apapun jenis kelaminnya, mereka patut diberi apresiasi atas karyanya yang telah terbit. 

Emm, sampai mana tadi? Ah iya di novel ini penulis menggunakan bahasa sehari-sehari yang pastinya mudah dimengerti. Mengenai alurnya, jujur saja aku merasa bosan dengan ceritanya yang terkesan itu-itu aja, mulai dari sekolah-rumah-sekolah. Tapi, ketika dipenghujung akhir cerita, aku seperti mendapat Surprised. Engga nyangka aja!. Dibagian itu seru banget, dan menjadi favoritku. Penasaran? Baca deh :D

Ade, aku tidak menyukaimu. Ade itu manja dan keras kepala. Emosi banget kalo keras kepalanya kumat. Dibilangin batu, dibilangin ngeyel!

Menurutku novel ini menarik, tapi sayang aku menemukan banyak typo didalamnya. Jelas, aku sangat terganggu.
Dan satu lagi, aku merasa tidak menemukan quote-quote yang membuatku baper. Engga lengkap rasanya. 

Overall, novel remaja ini bagus. Cocok buat kalian yang menginjak usia remaja :D oh ya hampir lupa, aku memberi rating 3 dari 5 bintang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar