Sabtu, 24 Oktober 2015

[Review] Cinta diujung Sajadah by Asma Nadia



Judul : Cinta di Ujung Sajadah 
Penulis : Asma Nadia
Penerbit : AsmaNadia Publishing House
Editor : The Nita, Diyan Sudihardjo
Layout : Diyan Sudihardjo
Ilustrasi isi : Wasi Kendedes
Tahun terbit : Februari 2015
Tebal Buku : vii+328 hlm ; 13 cm x 20 cm
ISBN : 978-602-9055-34-4



***


Namanya Makky Matahari Muhammad dan Cinta menyimpan nama itu dengan baik dikepalanya. Bukan karena salam yang diucapkan lelaki itu saat pertama bertemu. Tetapi karena kehadirannya membawa pelangi dalam hidup cinta.

Belasan tahun menjalani hidup sebagai piatu, Cinta bahkan tidak tahu wajah ibunya. Papa dengan sempurna melenyapkan setiap jejak perempuan terkasih itu. Saat papa menikah dengan Mama Alia, dan membawa saudara tiri, Cinta makin tersisih. 

Ketika surga terenggut dari hari-hari Cinta, lelaki itu hadir. Makky Matahari Muhammad yang humoris namun santun mengenalkannya pada dunia lain yang memberi kebahagiaan. Hingga sebuah rahasia besar belasan tahun terbongkar dan Cinta harus menempuh perjalanan jauh yang memisahkan mereka.


***


Ketika kau pergi pintu-pintu surga menghilang (Hlm 36)

Namanya Cinta. Ia tinggal bersama Ayah sedangkan Ibunya tidak tahu keberadaannya dimana. Ayah Cinta menikah lagi dengan Mama Alia, yang merupakan seorang janda beranak dua yang dulu mantan model. Cantik dan Anggun, begitulah nama saudara tiri Cinta. 

Dalam keseharian Cinta, kedua saudara tirinya kerap selalu mencari masalah dengannya. Walaupun hal kecil seujung kuku. Bukan hanya itu, kasih sayang Ayahnya semakin berkurang setelah keberadaan Mama Alia dan saudara tiri dirumah. Tapi Cinta, menyikapinya dengan sabar. Mbok Nah-lah yang selalu menemani Cinta, menyayangi Cinta layaknya anak sendiri. 

Tuhan, ini seperti jawaban atas semua doa dan kerinduan (Hlm 170)

Sampai suatu ketika, saat umur Cinta genap tujuh belas tahun, sebuah rahasia belasan tahun telah terungkap. Disinilah awal Cinta mencari jejak surganya. 

Rahasia apa yang sebenarnya terbongkar? Berhasilkah Cinta menemukan surganya? 
Seperti apa akhir dari kepingan puzzle tersebut? 

Duh, Ibu Bakti seperti apa yang bisa Ananda persembahkan? Cukupkah dengan doa dan sholat? (Hlm 36)

Berarti masalahnya bukan soal Ibu kandung atau bukan. Tapi lebih kepada kasih sayang, cinta, dan perhatian manusia kepada sesamanya. Lantas, jika kasusnya seperti Mirna, masih haruskah anak berbakti? (Hlm 124)


***

Asma Nadia merupakan salah satu penulis favoritku. Awal pertama kali mengenal karyanya, melalui salah satu stasiun televisi yang berjudul Aisyah Putri: Jilbab In Love dan Catatan Hati Seorang Istri. Disusul dengan film Assalamualaikum Beijing. Dan aku engga nyangka semua sinetron dan film yang telah ditayangkan diadopsi dari novel beliau.

Yups aku mendapatkan novel Cinta diujung Sajadah ini, saat di kampus. Kebetulan dari IMM jelasnya dari komisariat fakultas apa aku lupa, yang mengadakan sebuah acara, mereka menghadirkan penulis Asma Nadia dan Meyda Safira yang menjadi pengisi acara tersebut. Dulu aku berdoa suatu saat pasti bertemu beliau. Dan ternyata terbukti aku telah bertemu dengan beliau. Jadi, jangan meragukan kekuatan doa deh :D *eh kok jadi curhat

Balik lagi ke novel Cinta diujung Sajadah. Maafkan diriku ini yang kelamaan mereview *baru ada waktu setelah sekian lama.
Dalam novel ini, penulis mampu menciptakan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti. Selain itu diakhir-akhir cerita, penulis sukses membuatku baper sebaper bapernya orang baper, mewek sejadi-jadinya. Tapi, untuk adegan yang terdapat tokoh Anggun dan Cantik, aku selalu dibuat kesal. Tingkahnya ituloh yang pengen ku ulek-ulek *Kalo cabe mah ya enak diulek, kalo mereka? Ehh..
Disamping itu, melalui tokoh Cinta aku mendapatkan informasi mengenai kota Jogja. Ya, tentu saja aku lebih suka Jogja dimalam hari ketimbang disiang hari yang panasnya cetar membahana ulala *eh keserempet teh syahrini

Tema yang diangkat bukan hanya cinta saja, melainkan yang lebih dominan menurutku kekeluargaan. Namun, entah kenapa aura penasaranku tidak kuat/besar. Tapi disisi lain, gemes banget karenan pencarian itu engga usai-usai *kapan ketemunya

Overall, novel ini bagus. Aku suka dengan ceritanya. Pesan yang ingin disampaikan oleh penulis pun bisa ditangkap oleh pembaca dengan baik. 

Pesan yang mampu kutangkap dinovel ini adalah :
1. Bakti seorang anak terhadap Ibunya
2. Kesabaran dalam menghadapi segala cobaan tanpa mengeluh
3. Sebaiknya menyelesaikan suatu masalah tidak memakai emosi, ajaklah bermusyawarah
4. Jangan terlalu memanjakan/keras terhadap anak
5. Dll

Dan terakhir, aku memberikan 4 dari 5 bintang untuk novel ini :)). 
Semoga penulis semakin sukses dengan karya-karya nya. Ditunggu pula dengan karya terbarunya. 
Selamat juga atas suksesnya film Surga Yang Tak Dirindukan. Awesome :)) 
Lalu kapan nih Cinta diujung Sajadah rilis filmnya? Ditunggu banget.





1 komentar:

  1. Makasih reviewnya adeee☺️. Doakan filmnya nanti cepat terwujud dan bagus yaaa

    BalasHapus