Sabtu, 28 Februari 2015

Cerpen : Sahabatku, Cintaku

Sahabat bukan mereka yang menghampirimu ketika butuh, Namun mereka yang tetap bersamamu ketika seluruh dunia menjauh.

Lembaran-lembaran kertas usang masih tersimpan rapi yang didalam nya penuh kenangan. Ku buka lembar perlembarnya. Betapa ku merindukan masa-masa seperti ini. Foto masa kecilku bersamanya. Sahabatku, ya sahabat masa kecilku. Aku sangat merindukanmu. Cepatlah terbang ke Indonesia. Entah harus berapa lama lagi aku menunggumu. Aku telah bosan dengan penantian ini.
Handphoneku berdering tanda sms masuk. " Lusa aku kembali ke jakarta. Aku sudah tak sabar ingin bertemu denganmu. Aku sangat sangat merindukanmu " 

Aku sangat gembira mendengar kabar ini. Bertahun-tahun aku tak berjumpa dengannya, akhirnya tiba juga saatnya. Seperti apa dia sekarang ?. Aku harus menemui mila sekarang. Mila adalah sahabat karibku. Selama ini ia yang selalu menemaniku. 

*

" Mil, gue seneng banget.. " kataku 

" Seneng kenapa ? " ucap Mila yang sedaritadi mencari-cari sesuatu dilacinya.

" Sini dulu dong Mil, dengerin gue "

" Yaudah lu ngomong aja. Gue juga denger kok "

" Sahabat kecil gue yang di paris, besok lusa mau datang ke Indonesia " 

" Ini dia yang gue cari-cari " Mila telah menemukan sesuatu yang dicarinya daritadi " Sorry Key lu ngomong apa tadi ? "

" Ya ampun Mila, daritadi gue ngomong engga denger ? Besok lusa sahabat kecil gue mau dateng ke Indonesia yang di Paris " 

" Are you sure ? " 

" Yeah, makanya gue seneng banget "

" Kenapa bisa samaan ya, pacar gue juga mau balik ke Indonesia besok lusa "

" Akhirnyaaa... kenalin lah ke gue " 

" Boleh tapi lu juga kenalin tuh sahabat kecil lu itu "

" Itu sih gampang.. "

*

" Key, turun sayang liat siapa yang datang " mama menyeruku dari bawah

" Siapa sih yang berkunjung pagi-pagi buta seperti ini " ucapku dalam hati. " Iya mama sebentar " sahutku. Aku langsung memasukkan kucingku kedalam kandang dan bergegas turun kebawah. Aku tak melihat siapa-siapa. " Bi, bibi.. " aku memanggil bi Imah. 

" Iya non, ada yang bisa bibi bantu ? "

" Mama mana ya bi, barusan dia manggil aku "

" Mama non langsung pergi bukannya mau pergi ke paris ? "

" Astaga bi, oh iya aku lupa "

" Kalo begitu bibi permisi dulu non " 

" Oh iya bi tadi ada tamu yang dateng ? Mana orangnya bi ? "

" Iya non. Itu ada didapur "

" Yaudah makasih ya bi "

Ini orang bertamu seenak jidatnya aja. Engga ada sopan-sopan nya. Berisik sekali di dapur. Apa jangan-jangan dia mau maling ?.

" Heh lo siapa ? " kataku sambil memegangi gagang sapu

" Keyla, itu kamu ? Ini aku Tomi sahabatmu " ucapnya

Sapu yang kupegang terjatuh. Aku tak percaya didepanku benar-benar dia. " Kau diam saja, apa kau tak ingin memeluk sahabatmu ini ? " ucapnya lagi. Aku memeluknya. Betapa aku merindukannya. 

" Lo jahat tom, kenapa baru sekarang kau menemuiku " aku melepas pelukanku

" Gue sibuk banget, maaf ya. Yang penting kan sekarang gue udah pindah ke indonesia. Gue janji gue akan selalu ngelindungin lo " 

Tomi memelukku. Kali ini semakin erat. Tiba-tiba saja aku menyium bau yang sangat menyengat.
" Bau apa ini, Lo belom mandi ya Tom ? " ucapku menghindar  dari Tomi

" Enak saja gue wangi begini "

" Astaga, itu gosong. Matiin kompornya matiin "

Tomi langsung mematikan kompornya. Kita berdua tertawa geli. " Ayam gue gosong kan tuh " 
" Mirip kaya lu Tom haha " 

" Haha sial kau "

" Oh iya Tom nanti siang kita makan siang bareng yuk diluar ? "

" Siang ini ya, emm maaf key gue udah ada janji " 

" Oh gitu yasudah tak apa "

*Siang harinya

" Mil, lo udah lama. Sorry tadi mobil gue mogok " kata Keyla dengan nafas ngos ngosan.

" Iya woles, eh lo sendirian ? Mana sahabat lo katanya mau ngenalin ke gue ? "

" Iya dia engga bisa dateng. Dia udah ada janji sama orang lain. Mil, pacar lo mana ? "

" Dia lagi ke toilet, eh itu dia key "

Aku menoleh ke arahnya. Aku terkejut, dia begitu familiar dimataku. Entah mengapa dadaku terasa sakit ketika ku tau bahwa kedua sahabatku ini berpacaran. 
" Key, lo disini ? " tanya Tomi

" Emm iya, lo disini juga ? " aku menanya balik

" Jadi kalian berdua sudah saling kenal ? " sambung Mila 

" Iya Mil, Tomi adalah sahabat kecil gue yang selalu gue ceritain ke lo "

" Kalian sahabatan ? " tanya Tomi lagi 

" Dunia sempit banget ya ? Bisa kebetulan kaya gini " kata Mila

" Oh iya, mamanya Keyla meminta aku tinggal dirumahnya. Karna saat ini beliau sedang ke luar negeri. Apa kamu izinin aku Mil ? " 

" Tom, aku pasti ngijinin kamu kok. Dan aku engga perlu khawatir "

" Makasih banyak ya sayang "

Aku merasa ada sesuatu yang hilang. Jujur hati ini mengatakan tak rela. Namun aku bisa apa ? Cemburu pun aku tak berhak.

Hari demi hari telah terlewatkan. Baik dirumah maupun disekolah jarang sekali Tomi meluangkan waktunya sedikit untukku bahkan tak pernah. Kini dia berubah. Ia bukan Tomi yang aku kenal sebelumnya. Perhatian dan kasih sayang Tomi udah terbagi ke yang lain. Percuma saja dia berada disini, hubungan kita semakin jauh. Bukan pertemuan seperti ini yang aku harapkan.
" Aku butuh kamu Tom " batinku

Ingin sekali rasanya teriak sekencang kencangnya. Tapi rasanya tak mungkin aku bisa dikeluarin dari kelas nanti. Bel istirahat pun berbunyi aku berniat untuk mengajak Tomi istirahat bareng. Niatku hanya ingin mempererat lagi persahabatan ini.
" Tom, kantin bareng yuk " ajakku

" Emm gue sama Mila mau ke perpus "

" Oh yaudah kalo gitu "

" Mau ikut key ? " ajak Mila

" Engga deh, gue kekantin aja "

" Yaudah kalo gitu " kata Mila lagi

Rasanya melihat mereka berduaan terus, hati ini makin teriris -iris saja. Sakit sekali. Kali ini  aku tak kuasa menahan semuanya. Aku berlari keluar kelas dan mencari tempat sepi. Aku mulai menitikkan air mataku.

" Hapus air mata kamu, nih " ucap Beno yang tiba-tiba datang dan mengulurkan saputangan. " Aku paling tidak suka melihat cewe menangis "

Beno adalah teman baikku. Akhir-akhir ini dialah yang selalu ada disampingku. Memberi perhatian lebih kepadaku, entah apa maksud dari semua itu. 
" Ben, iya makasih " kataku sambil mengambil saputangan itu

" Kau kenapa ? Soal Tomi lagi ? " tanyanya

Aku hanya mengangguk. Aku semakin menjadi-jadi. Beno memelukku dan menenangkan tangisanku. Tiba-tiba saja kepalaku terasa pusing sekali. Pandanganku tak jelas, buram. Hidungku mengeluarkan darah. Aku pingsan dipelukkan Beno.

*Rumah sakit

Kepalaku sakit sekali. Dimana aku ?  Sepertinya bukan dirumah. Tanganku diinfus dan aku memakai selang pernafasan. Aku melihat Beno tertidur pulas. Kenapa aku bisa berada dirumah sakit ? Apa yang terjadi padaku ?. Beno terbangun dari tidurnya, mungkin karna mendengar rintihanku.

" Key, kau sudah sadar ? Sebentar aku panggilkan dokter "

Dokter memasuki ruang rawatku. 
" Bagaimana dok keadaan Keyla ? " tanya Beno

" Waktu Keyla sudah tak lama lagi "

" Maksud dokter ? "

" Keyla mengidap leukimia "

" Dok, tolong lakukan sesuatu dok " paksa Beno

" Maaf, saat ini yang hanya bisa kita lakukan adalah berdoa. Serahkan semuanya kepada Allah. Berharap semoga keyla mendapat mukjizat " 
Dokter meninggalkan ruangan. 

" Key, kenapa kau menutupi penyakitmu ini "

Aku hanya diam. Yang pastinya aku tak ingin menjadi beban orang-orang disekitarku.
" Ben, makasih ya lo selau ada buat gue, selalu ngasih perhatian ke gue. Maaf gue belom bisa bales kebaikan lo ini " ucapku terbata-bata

" Kamu ngomong apa sih. Yang terpenting sekarang aku pengen kamu sembuh "

" Ben, aku nitip ini buat Tomi " kataku sambil menyerahkan sebuah amplop yang berisikan surat.

Dadaku terasa sakit. Nafasku tak beraturan. Sekujur tubuhku mulai dingin. 
" Key, kau baik-baik saja kan ? "

" Asyhadu allaa ilaahaillallah Wa asyhadu anna muhammadarrosulullah " 
Aku telah pergi meninggalkan dunia. Dunia yang mengajarkan aku arti akan hidup. Dunia yang memperkenalkanku dengan seorang sahabat. Dan dunia pula yang mengajarkanku arti rela dan ikhlas. 

*Tiga hari kemudian

" Mil, kamu liat Keyla ? Kamu tau dia ada dimana ? "

" Loh kan kamu yang tinggal dirumahnya "

" Itu dia,  udah beberapa hari ini Keyla tidak pulang "

" Tom, ini ada titipan buat lo " Tanpa basa basi Beno menghampiri Tomi dan menyerahkan amplop itu. Ia pun pergi tanpa berkata apa-apa lagi.

" Apa ini ? " ucap Tomi sembari membuka amplop itu. Isinya adalah surat yang ditulis Keyla untukknya.

Dear Sahabatku..

Setelah kau membaca surat dariku ini mungkin aku sudah tak ada. Maaf aku pergi tak pamit denganmu. Aku juga mau minta maaf karena selama ini aku menyimpan rasa sama kamu. Dari kecil sampai sekarang rasa itu masih sama. Perhatian kamu, kasih sayang kamu, peduli kamu, semuanya telah membuat aku cinta. Aku cinta kepada sahabatku sendiri. Namun, begitu aku tau kalau kamu sudah bersama dengan yang lain. Aku merasa ada sesuatu yang hilang. Perhatian kamu, kasih sayang kamu ke aku sudah terbagi. Kau tau Tom ? Ketika kau menolak semua ajakkanku. Rasanya menyakitkan sekali. Padahal niatku ingin memperbaiki hubungan persahabatan kita. Tapi apa daya aku hanya bisa diam. Disaat itu pula aku memilih memutuskan melupakan kamu dan menghapus semua rasa itu. Aku yakin hidup kamu bakal jauh lebih tenang. Terimakasih telah menjagaku. Terimakasih telah menjadi sahabatku. Terimakasih atas semuanya. 
Tom, bisahkah kau mengabulkan permintaan terakhirku ini ? Aku ingin kau meletakkan mawar putih diatas tempat peristirahatan terakhirku. Itu saja.. 
Terimakasih..

Salam sayang sahabatmu

Keyla

Tomi menyesal atas apa yang ia lakukan kepada Keyla. Seandainya waktu dapat diputar. 

" Maafin aku Key, Aku janji sama kamu setiap hari aku akan ke makam kamu dan membawa mawar putih untukmu " 




Jangan sia-siakan sahabatmu atau orang-orang yang sayang kepadamu. Suatu saat kau akan menyesalinya ketika mereka tak lagi ada.


By : Afika Yulia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar