Kamis, 26 Februari 2015

Cerpen : Karena Cinta Bukan Permainan Part I

Aku selalu saja memikirkan kejadian itu. Dimana kejadian yang telah merenggut nyawa kedua orang tuaku sebulan yang lalu. Andai saja waktu itu mereka tak pergi ke bandung untuk mengelola bisnisnya mungkin saja mereka tidak mengalami kecelakaan dan pastinya mereka masih disampingku saat ini. Namun, aku tak bisa memungkiri lagi semua telah terjadi. Mungkin Tuhan telah berkehendak lain. 
Well, nama aku Nessa Anggita Laura. Kini aku hanya tinggal bersama Bibi dan Pak Asep. Segala sesuatu yang aku inginkan semua tersedia, namun aku masih merasa ada yang kurang. Ya keluarga, aku merasa kesepian. Aku rindu akan kasih sayang kedua orangtua. 
Aku terlahir dari kedua orang tuaku yang kaya. Meskipun begitu aku tak merasa sombong dengan apa yang ku miliki. Karna itu semua bukan hasil dari jerih payahku sendiri. Penampilanku, bisa dibilang amat culun dengan rambut dikepang satu kebelakang dan berkacamata. Sering sekali teman-teman dikampus menghinaku. Aku tak peduli dengan mereka, niatku baik untuk mencari ilmu. 

" Nes, Nes... " ucap Iren yang menyenggol lenganku. Seketika itu juga aku terbangun dari lamunanku. 
Iren Natasha adalah sahabat terbaikku. Dia yang selalu ada disampingku. Ya meskipun agak tomboy dikit. 

" Apaan sih Ren " jawan Nessa ketus

" Itu Ka Willy manggil kamu "

" Yaudahlah biarkan saja. Mungkin kau salah dengar. Mana mungkin ia menyapa cewe culun sepertiku " jelas Nessa

" Sini ikut aku " kata Iren sambil menarik tangan Nessa keluar kantin menuju mobilnya.

" Mau kemana sih Ren ? "

" Udah deh ikut aja "

Iren langsung menancapkan gas menuju sesuatu tempat. Ternyata Iren mengajakku ke salon. Ku pikir dia ingin mengajakku kemana. To the point aja kali minta temenin kesini, jadi kan engga perlu narik narik aku segala.

" Yaelah Ren, kalo kamu minta temenin nyalon bilang dong, engga usah make acara narik narik segala " 

" Siapa bilang aku yang mau nyalon ? "

" Lalu siapa ? "

" Ssstt... udah deh diem aja, bawel amat sih " pinta Iren

" Maaf, permisi ada yang bisa kami bantu ? " sapa salah satu pegawai salon 

" Eh iya mba, tolong make over temen saya yang satu ini ya " jawab Iren

" Okeh mba, serahkan pada kami "

" Ren, astaga apa-apaan ini "

" Udah deh Nes, diem aja. Toh ini juga buat kebaikanmu "

1 Jam berlalu.

" Nes, itu kamu ? " kaget Iren yang melihat perubahan sahabatnya itu

" Ya iyalah Ren, memangnya siapa lagi. Aku jelek ya ? "

" Apaan sih Nes, sumpah deh kamu cantik banget "

" Halah muji nya bisa aja kamu. Bisa-bisa aku terbang ini haha ". Ucap Nessa sambil tertawa " Oh iya Ren, aku lupa kalo malem ini aku akan menginap dirumah tanteku. Ayo Ren kita pulang " sambung Nessa

" Iya iya sabar, bayar dulu ini "

*Malam harinya

"Assalamualaikum tante "

" Waalaikumsalam. Nessa ini kamu nak ? "

" Iya ini Nessa, memangnya ada yang aneh denganku ? " tanyaku heran

" Kau tumbuh menjadi anak yang manis " puji tanteku

" Gula kali bun manis, haha :D " sambung dari salah satu anak tanteku

" Oh iya tante lupa, ini audi dan kevin. Mereka anak tante "

" Salam kenal " kataku sambil tersenyum

" Kevin, tolong antarkan Nessa kekamar mario. Biar nanti mario sekamar sama kamu. Kasian Nessa pasti udah capek "

" Makasih ya tan, udah ngizinin Nessa tinggal disini "

" Sama- sama sayang, jangan panggil tante panggil bunda dong. Mudah-mudahan kamu betah ya, anggap aja seperti rumah kamu sendiri "

" Iya tan eh bunda. Insyaallah Nessa bakalan betah disini "

*
Kurebahkan tubuh ini diatas kasur. Lagi lagi aku termenung. Aku bersyukur karna masih diberi kesempatan untuk memperoleh kasih sayang orangtua melalui tante Nia. Bukan itu saja, aku tak akan lagi merasa kesepian sebab ada Audi dan bang Kevin. " Pasti menyenangkan " gumamku. Ku lirik jam ditanganku yang menunjukkan pukul 21.00. Aku pun bergegas tidur karna esok ada kuliah pagi.
Baru saja aku memejamkan mata, aku merasakan ada seseorang yang tengah tidur disebelahku dan ternyata itu benar. Aku pun sontak kaget dan teriak sejadi jadinya. " Aaaaaaa.... kau ini siapa ? Mau apa kau masuk kesini ? Apa jangan jangan kau mao maling ? " Aku pun respect memukulinya dengan gagang sapu.

" Aw, aw... gue bukan maling " kata orang itu sambil mengelak dari pukulan Nessa.

" Mana ada maling ngaku. Maling ngaku penjara penuh " ucapku terus memukuli yg ku pikir orang itu maling.


Bunda Nia, Audi, dan Bang Kevin langsung keluar dari kamar setelah mendengar jeritanku.

" Ada apa ini ribut-ribut " tanya bunda

" Ini bun, dia mau maling " jawab Nessa dengan nafas terengah engah

Bang Kevin, Audi dan bunda tertawa geli.

" Loh kalian malah ketawa ? Ini maling loh. Kita kudu lapor polisi sekarang juga "

" Engga usah lapor polisi Nes, itu maling udah jinak haha :D " lawak bang Kevin

" Sudah sudah ini hanya salah paham. Jadi, dia mario anak bunda " jelas bunda

" Jad.. jadi.. kamu bukan maling ? "

" Iya bukanlah "

" Yasudah kalian kembali ke kamar masing-masing " bunda bergegas pergi dari kamarku. Disusul dengan Audi dan bang Kevin.

" Sorry ya, aku engga tau. Aku kira maling " kata Nessa merasa bersalah

" Sorry, sorry . Bonyok nih gue " ucap Mario yang merintih kesakitan

*
Ku berjalan menyusuri koridor. Entah mengapa terasa begitu aneh. Orang-orang disekelilingku melihatku dengan terbelalak. Begitu pula aku yang sesekali mendengar percakapan mereka.
" Cantik sekali dia "
" Itu bukannya Nessa si cewe culun itu?"
" Gileeee... cantik bener "

Aku terus berjalan tanpa mempedulikan itu semua.

" Ehciyeeee... yang jadi pusat perhatian semua orang " ledek Iren

" Iren, mulai deh "

Aku langsung mengambil hpku ditas. BBM dari Ka Willy:
" Nes, abis dzuhur masih ada jam tidak ? "
Aku terperanjat kaget. Tumben sekali Ka Willy bbm ku. Padahal hampir tak pernah dia menghubungiku.

Ku balas saja " Tidak ada ka, kenapa ? "
" Aku ingin mengajakmu makan siang berdua. Apa kau mau ? "

Aku semakin terkaget kaget dibuat olehnya. Bagaimana mungkin ketua senat mengajakku untuk makan siang berdua. Dia itu ketua senat, kapten tim basket, pintar, tampan, bahkan bisa dibilang dia adalah idaman cewe cewe dikampusku. Sedangkan aku hanya cewe culun.

" Ren, bagaimana ini Ka Willy mengajakku makan siang bareng. Aku harus jawab apa ? " tanyaku pada Iren.
Iren langsung merebut hpku dari tanganku. Dengan kilat ia mengetik " Iya ka aku mau " sebagai balasan bbm dari Ka Willy.

" Ren, siniin engga hpku " aku langsung merebut kembali hpku. Dan aku kesal dengan Iren yg dengan lancangnya membalas bbm dari ka Willy. " Ireeeeeeeennn, rese banget sih. Mau taro dimana wajahku ini. Jual mahal dikit kek "

" Haha udahlah jalanin aja. Sebenernya juga kau mau kan ? Haha Ciyeee ciyeee... "

" Apaan sih Ren, kau ini meledek saja kerjaannya "

" Sssttt.. berisik amat yak nih anak dua. Dengerin noh dosen lagi nerangin juga " ucap salah seorang temanku yang duduk didepanku.

Kita berdua spontan langsung diem berlaga dengerin apa yang disampaikan dosen. Ku lirik lagi ponselku. " Aku tunggu diruang senat " balasan dari Ka Willy. Dan aku mereadnya saja.

*
Kulangkahkan kaki ini menuju ruang senat. Ku lihat tak ada siapa-siapa. Ku urungi niatku untuk menunggunya siapa tau dia masih dikelas atau di mushola. 1 jam 2 jam telah berlalu. Ka Willy tak kunjung datang. " Tega sekali dia membuatku menunggu lama seperti ini. Apa dia mempermainkanku " Batin Nessa terus bicara

" Heh cewe jadi jadian. Sedang apa kau disini ? " ucap Mario yg tiba tiba datang


" Loh ? Kamu ngapain disini ? " Nessa menanya balik. " Masa iya cowo tengil ini kuliah disini juga " ucap Nessa dalam hati

" Ah sudahlah tak penting. Kau tau dimana Ka Willy ? "

" Lu nyariin si Willy ? Dia udah pulang sama temen cewenya "

" What ? Kau pasti bohong kan ? "

" Ngapain juga gue boong sama lu, engga ada untungnya "

Tanpa pikir panjang lagi aku langsung pergi meninggalkan Mario. Betapa kesalnya aku Ka Willy telah membohongiku. Dia pikir dia siapa ? Bisa seenaknya memperlakukanku seperti ini. Seharusnya aku tau diri, mana mungkin Ka Willy mengajakku makan berdua. Aku terlalu bodoh. Aku hanya cewe culun, mau dirubah seperti apapun wajahku tetep aja culun. Mana ada sih yang mau sama cewe culun. Sepanjang perjalanan kerumah aku terus ngedumel.

*Jarum jam menunjukkan pukul 22.30
" Haus sekali rasanya " aku terbangun dari tidurku dan terpaksa beranjak ke dapur. Baru setengah jalan aku mendengar suara-suara yang tengah bercengkrama diruang tamu. Ternyata cowo tengil dan teman-temannya  yang sedang mengerjakan tugas. Aku merasa diantara mereka ada yang tak asing lagi dimataku. Ya Ka Willy. Tiba-tiba saja Ka Willy menengok ke arahku. Aku pun berlari secepat kilat. " Semoga saja dia tak tau kalo aku disini " aku berkata dalam hati

*Keesokan harinya
" Sepi sekali ini rumah mentang- mentang weekend. Pada kemana ? " Nessa celingak celinguk. Terdengar suara seperti orang memasak didapur.

" Oh masih ada orang toh. Eh cowo tengil  pada kemana semua ? "

" Bunda sana Audi ke bandung ada urusan, Bang Kevin kerja " ucap Mario sambil mengaduk aduk masakannya.

" Oh gitu, kau lagi ngapain ?

" Lo engga liat, mata udah empat juga "

" Yaelah sewot amat. Eh makasih loh udah dimasakin "

" Pede lu overdosis. Siapa juga buat elu. Ini semua buat tamu spesial gue "

" Yaelah bagi dikit nape sih, pelit amat "

" Bodo amat, noh masak sendiri "

" Dasar koreeettt... " teriakku

Mario sibuk mempersiapkan makan siangnya. Sedangkan aku sibuk memasak seadanya yang aku bisa. 15 menit berlalu nasi goreng buatanku jadi. Terpikir olehku penasaran dengan teman spesialnya Mario itu. Rasa penasaranku lebih besar ketimbang rasa laparku. Diam-diam aku mengintip mereka berdua. " Siapa perempuan itu ? " tanyaku dalam hati.

*

" Kebakaran woy kebakaran " teriak mario ditelinga Nessa. Yang semata mata untuk membangunkan Nessa dari tidur nya.
Aku yang mendengar teriakan itu langsung terbangun. Bagaimana tidak, itu suara kencang sampai gendang telingaku ingin pecah dan membuatku panik.

" Dimana kebakaran, dimana kebakaran ? " panik Nessa

" Hahahahahhahaha :D " Mario tertawa terbahak-bahak " Disini nih kebakaran " nunjuk idungnya

" Apaan sih, engga lucu tau engga becandanya. Ganggu orang tidur aja " keluh Nessa

" Lu nya aja yang kebo daritadi gue bangunin engga bangun-bangun "

" Rese banget sih. Ada apaan bangunin aku "

" Gue mao pergi. Tolong jaga rumah ya. Kunci semua pintu. Kesian cewe gue udah nunggu didepan " buru-buru Mario pergi dari kamarku. Begitu pula denganku yang cepat-cepat menyusulnya.

" Eh cowo tengil, tungguuu.. " teriakku.
Tak sempat aku menahannya, mereka sudah masuk kedalam mobil. Tapi tunggu deh, aku merasa heran kenapa perempuan itu beda ? Bukan perempuan yang seperti tadi siang ?

" Heeemm, dasar cowo tengil playboy cap kapak " pikirku dalam hati

*

" Nes, dikantin ada apaan deh ? " tanya Iren padaku

" Manakutau, kau nanya aku lalu aku nanya siapa ?

" Nanya kang bajigur. Udah ayok kita liat " Iren menarik tanganku

Ternyata Ka Willy dan teman-temannya yang membuat seisi kantin seperti ini. Sebenarnya apa yang ingin mereka lakukan.



NEXT PART

BY : Afika Yulia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar